27/04/2011
Unforgetable moments, Kampung Inggris Pare Kediri.
Musim libur hampir tiba, dan sepertinya Kampung Inggris Pare Kediri Jawa Timur akan ramai di kunjungi para pendatang dari seantero Indonesia. Mereka berasal dari kota-kota besar hingga dari desa, dari berbagai etnis, profesi, jenjang pendidikan hingga tingkat pendapatan yang beragam. Ada yang datang mengisi waktu liburan sambil belajar bahasa inggris, adapula yang datang dengan tujuan untuk belajar bahasa hingga mahir, bahkan ada yang berniat tinggal di desa itu. J
Beberapa bulan yang lalu, zuko berkesempatan menginjakkan kaki di desa tersebut, targetnya mahir speaking dan bisa menaklukkan tes Toefl. Pundi-pundi tabungan siap dirogoh untuk perjalanan, biaya hidup dan biaya kursus selama di pare.
Perjalanan dimulai dari Bogor (Bontonompo Gowa Raya) ke bandara S. Hasanuddin ditemani kemenakan dan si Juve-blue. Sekitar jam 9.15 wita berangkat dengan “baling2 besi :D” Lion Air, beruntung hari itu dapat tiket murah Makassar- Surabaya dengan kisaran 350ribuan. Satu jam kemudian mendarat di bandara Juanda untuk pertama kalinya, hehe.. Sembari istirahat sejenak di terminal dan menghubungi kawan2 di ASSET (…) untuk menanyakan rute selanjutnya. Nah, dari bandara Juanda melanjutkan perjalanan ke Terminal Bungorasi dengan jasa travel. Oia, perjalanan ke Bungorasi bisa juga dengan bus, kisaran biaya transport baik dengan jasa travel/ bos sekitar 25-50 ribuan. Nah kurang dari satu jam akhirnya tiba di terminal bungorasi. Dari terminal inilah zuko melanjutkan perjalanan ke kampoeng pare dengan bus. Perjalanan cukup jauh, kira-kira 3 jam lebih dengan ongkos 30 ribu.
Dan akhirnya tiba di Pare, tanpa basa-basi Mas abang Becak mengantar ke secretariat ASSET, mabes anak-anak Sulawesi dan dijemput sama mr. Marmut sang presiden Asset, orang Sulawesi pertama yang saya temui di sana, thanks mr. marmut. Lega rasanya, seolah dikampung sendiri, ketemu dengan teman2 dari Sulawesi, ada Ichal (UH), Zul, mr. big Bombom J, Adhul (unm), Siraj, Afif, mr. bean, Darwis dan semua keluarga besar ASSET, khususnya yang bermukim di Mabes ASSET dan sekitarnya. Kalian adalah guru pertama saya. (Worship) (worship). Malam pertama nginap di Mabes ASSET, suasana asik, bina suasana para New-comer dengan warga Asset. ya.. biasalah tradisi asset, …. Jangan lupa “treat”. Dan sejak malam itu bisa akrab dengan beberapa warga, apalagi minggu depan “treat” new-comer main futsal. Mmmm dari sinilah, saya mulai kerasan di pare.
Esok hari, hunting brosur lembaga kursus plus informasi dari senior2 di ASSET akhirnya pilihanku jatuh pada beberapa lembaga kursus yang berkualitas dengan spesialisasinya masing-masing. Pilihan pertama Global-E ; mmm, ini tempat yang sangat pas untuk para pelajar yang mau mengasah kemampuan speakingnya, kedua, SMART ILC ; kalo yang ini, aseli pakarnya dibidang Grammar2an, eits.. walau tempatnya sangat sederhana, dan tradisinya yang unik (seperti tradisi traktiran dan makan bareng ala jamaah tablig), tapi kualitas pengajar dan alumninya tidak diragukan lagi, khususnya yang berkaitan dengan Grammar. Diposisi ketiga ACCESS, kalau yang ini lebih orientasi pada Academic, mmm disini ada Mr. Edhy salah satu punggawa ACCESS asal Makassar. Terakhir, saya memilih Excellence, lembaga kursus baru, lagi promo, dan akan menjadi besar jika tradisinya yang pro pendidikan murah tetap dijunjung.
Selain hal-hal indah, suasana menyenangkan selama belajar yang sangat berbeda dengan metode dan gaya belajar di sekolah. Hal yang indah2 juga terjadi di camp. Indah karena harus bangun subuh. Sholat subuh- program camp (game/debate) hingga pagi. Pagi ikuti program kursusan. Oia, pendaftaran kursusan 2 kali sebulan yaitu setiap 20 dan 25 setiap bulannya. Keindahan yang lain, karena bisa bergaul dan sharing cerita dengan teman-teman dari daerah lain.
Selama tiga hari di ASSET hingga sehari menjelang kursus di mulai masuk camp baru “Struggle camp”, tempatnya strategis, ditambah lagi dapat sinya Wifi dari tetangga (maksudnya; Lembaga kursus yang suasananya seperti kampus, Mahesa namanya). Nah disinilah ketemu teman sekamar Zae (unpad), mr. Hadi (Kaltim), andy (Ugm) dan beberapa bonek, salam Struggle.
Secara umum, selain biaya hidup, biaya kursus yang relative murah kisaran 75-150 / 2 minggu atau bulanan. Bagi saya, yang sangat menarik adalah suasana belajarnya. Enjoy, dan Gokil khususnya di SMART, saat belajar, siswa bisa makan, minum, merokok asal tidak mengganggu peserta yang lain, dan membersihkan sampahnya sendiri, dengan satu syarat, siswa harus bisa menjawab soal ketika ditanya oleh tutor. Lain lagi di Global-E, disana ada mr. Toto (Director) yang sangat cerdas dalam mengelola suasana belajar dan pilihan-pilihan topik diskusi yang hangat, up to date dan kadang kontroversial. Misalnya tema-tema politik, pendidikan, ekonomi, hobby, hingga nuklir, pokoe seru. Yang mau mengasah kemampuan speaking dan debat plus meningkatkan wawasan disinilah tempatnya. Bravo Global-E. dan masih banyak lagi momen-momen indah di pare. Paling asik kalo hari sabtu-minggu, ikut acara ASSET, naik sepeda bareng ke tempat-tempat keramat.. upss salah. Tempat2 bersejarah.
Semoga, suatu saat nanti, masih diberi kesempatan OlehNYA untuk bisa berjibaku lagi dengan suasana di desa tulongRejo dan sekitarnya. Long life Indonesai, long life pare, long life “pendidikan murah berkualitas”.
Beberapa bulan yang lalu, zuko berkesempatan menginjakkan kaki di desa tersebut, targetnya mahir speaking dan bisa menaklukkan tes Toefl. Pundi-pundi tabungan siap dirogoh untuk perjalanan, biaya hidup dan biaya kursus selama di pare.
Perjalanan dimulai dari Bogor (Bontonompo Gowa Raya) ke bandara S. Hasanuddin ditemani kemenakan dan si Juve-blue. Sekitar jam 9.15 wita berangkat dengan “baling2 besi :D” Lion Air, beruntung hari itu dapat tiket murah Makassar- Surabaya dengan kisaran 350ribuan. Satu jam kemudian mendarat di bandara Juanda untuk pertama kalinya, hehe.. Sembari istirahat sejenak di terminal dan menghubungi kawan2 di ASSET (…) untuk menanyakan rute selanjutnya. Nah, dari bandara Juanda melanjutkan perjalanan ke Terminal Bungorasi dengan jasa travel. Oia, perjalanan ke Bungorasi bisa juga dengan bus, kisaran biaya transport baik dengan jasa travel/ bos sekitar 25-50 ribuan. Nah kurang dari satu jam akhirnya tiba di terminal bungorasi. Dari terminal inilah zuko melanjutkan perjalanan ke kampoeng pare dengan bus. Perjalanan cukup jauh, kira-kira 3 jam lebih dengan ongkos 30 ribu.
Dan akhirnya tiba di Pare, tanpa basa-basi Mas abang Becak mengantar ke secretariat ASSET, mabes anak-anak Sulawesi dan dijemput sama mr. Marmut sang presiden Asset, orang Sulawesi pertama yang saya temui di sana, thanks mr. marmut. Lega rasanya, seolah dikampung sendiri, ketemu dengan teman2 dari Sulawesi, ada Ichal (UH), Zul, mr. big Bombom J, Adhul (unm), Siraj, Afif, mr. bean, Darwis dan semua keluarga besar ASSET, khususnya yang bermukim di Mabes ASSET dan sekitarnya. Kalian adalah guru pertama saya. (Worship) (worship). Malam pertama nginap di Mabes ASSET, suasana asik, bina suasana para New-comer dengan warga Asset. ya.. biasalah tradisi asset, …. Jangan lupa “treat”. Dan sejak malam itu bisa akrab dengan beberapa warga, apalagi minggu depan “treat” new-comer main futsal. Mmmm dari sinilah, saya mulai kerasan di pare.
Esok hari, hunting brosur lembaga kursus plus informasi dari senior2 di ASSET akhirnya pilihanku jatuh pada beberapa lembaga kursus yang berkualitas dengan spesialisasinya masing-masing. Pilihan pertama Global-E ; mmm, ini tempat yang sangat pas untuk para pelajar yang mau mengasah kemampuan speakingnya, kedua, SMART ILC ; kalo yang ini, aseli pakarnya dibidang Grammar2an, eits.. walau tempatnya sangat sederhana, dan tradisinya yang unik (seperti tradisi traktiran dan makan bareng ala jamaah tablig), tapi kualitas pengajar dan alumninya tidak diragukan lagi, khususnya yang berkaitan dengan Grammar. Diposisi ketiga ACCESS, kalau yang ini lebih orientasi pada Academic, mmm disini ada Mr. Edhy salah satu punggawa ACCESS asal Makassar. Terakhir, saya memilih Excellence, lembaga kursus baru, lagi promo, dan akan menjadi besar jika tradisinya yang pro pendidikan murah tetap dijunjung.
Selain hal-hal indah, suasana menyenangkan selama belajar yang sangat berbeda dengan metode dan gaya belajar di sekolah. Hal yang indah2 juga terjadi di camp. Indah karena harus bangun subuh. Sholat subuh- program camp (game/debate) hingga pagi. Pagi ikuti program kursusan. Oia, pendaftaran kursusan 2 kali sebulan yaitu setiap 20 dan 25 setiap bulannya. Keindahan yang lain, karena bisa bergaul dan sharing cerita dengan teman-teman dari daerah lain.
Selama tiga hari di ASSET hingga sehari menjelang kursus di mulai masuk camp baru “Struggle camp”, tempatnya strategis, ditambah lagi dapat sinya Wifi dari tetangga (maksudnya; Lembaga kursus yang suasananya seperti kampus, Mahesa namanya). Nah disinilah ketemu teman sekamar Zae (unpad), mr. Hadi (Kaltim), andy (Ugm) dan beberapa bonek, salam Struggle.
Secara umum, selain biaya hidup, biaya kursus yang relative murah kisaran 75-150 / 2 minggu atau bulanan. Bagi saya, yang sangat menarik adalah suasana belajarnya. Enjoy, dan Gokil khususnya di SMART, saat belajar, siswa bisa makan, minum, merokok asal tidak mengganggu peserta yang lain, dan membersihkan sampahnya sendiri, dengan satu syarat, siswa harus bisa menjawab soal ketika ditanya oleh tutor. Lain lagi di Global-E, disana ada mr. Toto (Director) yang sangat cerdas dalam mengelola suasana belajar dan pilihan-pilihan topik diskusi yang hangat, up to date dan kadang kontroversial. Misalnya tema-tema politik, pendidikan, ekonomi, hobby, hingga nuklir, pokoe seru. Yang mau mengasah kemampuan speaking dan debat plus meningkatkan wawasan disinilah tempatnya. Bravo Global-E. dan masih banyak lagi momen-momen indah di pare. Paling asik kalo hari sabtu-minggu, ikut acara ASSET, naik sepeda bareng ke tempat-tempat keramat.. upss salah. Tempat2 bersejarah.
Semoga, suatu saat nanti, masih diberi kesempatan OlehNYA untuk bisa berjibaku lagi dengan suasana di desa tulongRejo dan sekitarnya. Long life Indonesai, long life pare, long life “pendidikan murah berkualitas”.