02/09/2013
Rayuan (Iklan) a la SAMSAT
Sebagai salah satu instansi yang melayani publik. Maka bersamaan dengan gejolak reformasi birokrasi kantor ini pun terkena sindrom tersebut. Selain gedung baru desain loket pelayanan yang makin banyak, sistem antrian, pemisahan tempat duduk dan pelayanan antara laki-laki dan perempuan serta sejumlah informasi yang ditonjolkan sebagai upaya untuk melayani konsumen/ masyarakat yang mengurus kelengkapan administrasi kendaraan dan sejenisnya.
Sumber: Padangekspres.co.id |
Sebagai contoh, "Untuk ganti STNK 5 tahun sekali, Stnk dan KTP atas nama kita sendiri waktunya hanya 5 sampai dengan 10 menit saja", hal yang sama untuk yang bayar pajak. Iklan lainnya adalah "Lengkapi administrasi Anda, pasti dilayani lebih cepat dan tepat".
Niat baik instansi ini untuk mencegah praktik percaloan, melayani dengan profesional perlu diapresiasi dengan baik. Namun koreksi atas sistem yang coba dibangun tesebut tetap perlu dilakukan.
Saya tetap mencoba berpikiran positif dengan melengkapi berkas sendiri yang akan mempermudah pengurusan kelangkapan surat-surat kendaraan. Pikiran positif tersebut sedikit demi sedikit rontok seperti dedaunan pada musim gugur. Setidaknya ada dua bukti yang saya temukan disini. Pertama, ketika saya memasuki ruangan dan disapa oleh salah satu pegawai di ruangan tersebut. Mau urus apa pak? Saya mau ganti STNK motor, jawabku. Sudah ada yang uruskan pak, tanyanya lagi. Tidak, jawabku sambil meninggalkan ruangan tersebut.
Janji manis 5-10 saja seperti yang terpampang besar dibelakang loket lebih tepat disebut janji-janji kecut. Melihatnya saja kita sudah pesimis 'aah gayanaji' ujar salah satu warga yang duduk disamping, yang sudah lebih 2 jam menunggu STNK barunya. Nasib yang sam juga menimpa saya yng sudah hampir 3 jam setelah cek fisik kendaraan, namun STNK tak kunjung usai. Sudah 3 kali saya menanyakan ke loket yang menangani berkas saya namun jawabnya tetap itu-itu saja "Duduk maki pak, sebentar dipanggilki", sementara orang-orang yang datang setelah saya lebih cepat selesai berkasnya... aaah sudahlah.
Saya pun, kembali duduk manis walau hati dan pikiran sulit didamaikan karena palayanan yang sanggaaaaat luar biasa lambatnya. Janjinya 10 menit saja, saya sudah menunggu 160 menit. Haruskah waktu saya habis seharian disini saja. haha, .andai pemandangannya indah disertai angin sepoi- sepoi, tidak apalah, tapi tontonan sekurumunan orang yang beberapa diantaranya rela berkompromi dengan cukong-cukong kecil. Biaya administrasi yang seabrek jika pengurusan anda ingin cepat diselesaikan. Namun, tetap masih ada yg mengurus dengan jalur normal, atau saya dan beberapa orang tersebut yang tidak normal, entahlah!
wallahu a'lam
Niat baik instansi ini untuk mencegah praktik percaloan, melayani dengan profesional perlu diapresiasi dengan baik. Namun koreksi atas sistem yang coba dibangun tesebut tetap perlu dilakukan.
Saya tetap mencoba berpikiran positif dengan melengkapi berkas sendiri yang akan mempermudah pengurusan kelangkapan surat-surat kendaraan. Pikiran positif tersebut sedikit demi sedikit rontok seperti dedaunan pada musim gugur. Setidaknya ada dua bukti yang saya temukan disini. Pertama, ketika saya memasuki ruangan dan disapa oleh salah satu pegawai di ruangan tersebut. Mau urus apa pak? Saya mau ganti STNK motor, jawabku. Sudah ada yang uruskan pak, tanyanya lagi. Tidak, jawabku sambil meninggalkan ruangan tersebut.
Janji manis 5-10 saja seperti yang terpampang besar dibelakang loket lebih tepat disebut janji-janji kecut. Melihatnya saja kita sudah pesimis 'aah gayanaji' ujar salah satu warga yang duduk disamping, yang sudah lebih 2 jam menunggu STNK barunya. Nasib yang sam juga menimpa saya yng sudah hampir 3 jam setelah cek fisik kendaraan, namun STNK tak kunjung usai. Sudah 3 kali saya menanyakan ke loket yang menangani berkas saya namun jawabnya tetap itu-itu saja "Duduk maki pak, sebentar dipanggilki", sementara orang-orang yang datang setelah saya lebih cepat selesai berkasnya... aaah sudahlah.
Saya pun, kembali duduk manis walau hati dan pikiran sulit didamaikan karena palayanan yang sanggaaaaat luar biasa lambatnya. Janjinya 10 menit saja, saya sudah menunggu 160 menit. Haruskah waktu saya habis seharian disini saja. haha, .andai pemandangannya indah disertai angin sepoi- sepoi, tidak apalah, tapi tontonan sekurumunan orang yang beberapa diantaranya rela berkompromi dengan cukong-cukong kecil. Biaya administrasi yang seabrek jika pengurusan anda ingin cepat diselesaikan. Namun, tetap masih ada yg mengurus dengan jalur normal, atau saya dan beberapa orang tersebut yang tidak normal, entahlah!
wallahu a'lam
Makassar, 2 september 2013 @alamyin
2 comments:
Hahahaha.. Mungkin mas lupa "wani piro" nya xD
Kirain sudah berubah. ternyata ooh ternyata..:)
Hi Patrick
Post a Comment