02/11/2024
Filsafat dan Sistem Ekonomi, Bisakah Dibandingkan?
Filsafat dan Sistem Ekonomi, Bisakah Dibandingkan?
Alkisah, bertanyalah seorang awam kepada ahli filsafat yang arif bijaksana. “Coba sebutkan kepada saya berapa jenis manusia yang terdapat dalam kehidupan ini berdasarkan pengetahuannya.” Filsuf itu menarik napas panjang dan berpantun.
- “Ada orang yang tahu ditahunya.
- Ada orang yang tahu ditidaktahunya.
- Ada orang yang tidak tahu ditahunya.
- Ada orang yang tidak tahu ditidaktahunya.”
“Bagaimanakah caranya agar saya mendapatkan pengetahuan yang benar?” sambung orang awam itu penuh hasrat dalam ketidaktahuannya. “Mudah saja,” jawab filsuf itu.
“Ketahuilah apa yang kau tahu dan ketahuilah apa yang kau tidak tahu.”
Jadi, pengetahuan dimulai dengan rasa ingin tahu, kepastian dimulai dengan rasa ragu-ragu, dan filsafat dimulai dengan kedua-duanya. Berfilsafat didorong untuk mengetahui apa yang telah kita tahu dan apa yang belum kita tahu. Berfilsafat berarti berendah hati bahwa tidak semuanya akan pernah kita ketahui dalam kesemestaan yang seakan-akan tiada batas. Begitu juga berfilsafat berarti mawas diri dan mengoreksi diri, semacam keberanian untuk terus terang, seberapa jauh sebenarnya kebenaran yang dicari telah kita jangkau (Suriasumantri, 1985: 19).
Jujun Suriasumantri (1985: 19) dalam bukunya Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer.
Jika hendak membandingkan sesuatu, perhatikan apakah sesuatu itu layak dibandingkan? Kerap kita mendengar orang membandingkan berbagai sistem ekonomi seperti Islam, Komunisme, Kapitalisme, Sosialisme dan pseudo ideologi lainnya.
Sebaiknya pemirsa membaca artikel lama : Soccer dan Perbandingan Ideologi
Read More: Comparison : The Democratic Capitalist System, The Democratic Socialist System., The Communist System., The Islamic System.
EVOLUSI KAPITAL